Rabu, 10 Desember 2025

Breaking News

  • Secarik Koran, Jendela Menuju Penyair Terkemuka   ●   
  • Masyarakat Bingung Tanggal Cuti Natal? Ini Penjelasan Resminya   ●   
  • Matchday Keenam Liga Champions: Barcelona Bangkit, Chelsea Kembali Terpeleset   ●   
  • Pemko Pekanbaru Salurkan Rp1,5 Miliar Bantuan untuk Korban Bencana di Aceh   ●   
  • BNPB: Total Korban Meninggal Bencana di Sumatera Capai 964 Orang   ●   
Ratusan Hotel di Yogya Gulung Tikar, Ada yang Mulai Dijual
Rabu 03 Februari 2021, 14:42 WIB

Situsnews - Yogyakarta

Ratusan hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kesulitan ekonomi dan bahkan sudah mengalami kebangkrutan. Sebagai daerah wisata, Yogyakarta terkena hantaman keras akibat Covid-19 yang sudah berjalan selama 10 bulan terakhir. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana menyebutkan bahwa jumlah hotel yang gulung tikar dari hari ke hari kian bertambah.

"Ada beberapa unit usaha yang mulai tutup. Kemarin data kita 30, sekarang sudah meningkat jadi 50 di DIY per hari ini (Senin 1 Februari) hotel dan resto yang tutup, ini hanya data yang masuk sebagai anggota PHRI DIY, jumlahnya 300-an. Kalau di luar PHRI, bisa dua kali lipat, ratusan," sebut Deddy seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (2/2/2021).

Ratusan hotel masuk ke dalam beberapa kategori, mulai dari kuat, setengah kuat, pingsan, hampir mati dan mati. Kekuatan finansial dari masing-masing unit usaha menjadi penentu.

"Ada kemungkinan hotel dijual, bertahan dengan menjual aset atau istirahat sementara saja. Banyak juga yang menawarkan hotel," papar Deddy.

Tutupnya ratusan hotel itu sebagai dampak pembatasan sosial, dimana ada imbauan masyarakat tidak melakukan mobilitas jika tidak perlu. Sehingga, pendapatan tidak ada karena sebagian besar masyarakat luar daerah tidak memilih berlibur ke Yogyakarta.

"Kenapa tutup? Hotel dan resto nggak kuat lagi bayar operasionalnya, listrik tetap, bayar karyawan, BPJS tetap jalan, pajak juga jalan. Argo berputar, tapi pemasukan nggak ada," kata Deddy.

Selain kewajiban yang tetap jalan, sebagian besar hotel juga sudah menerapkan protokol kesehatan sesuai apa yang diminta pemerintah, baik pusat maupun daerah. Misalnya sertifikasi Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

"Jadi kelihatannya apa gunanya mendapatkan itu, sementara kran kita dimatikan. Karena sektor pariwisata mobilitas pergerakan manusia, kalau pergerakan dihentikan harusnya ada solusi relaksasi, ini yang kita rasakan," katanya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, tingkat penghunian kamar hotel di Provinsi DI Yogyakarta mencapai rata-rata 45 persen pada bulan Desember 2020, turun 27,12 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan tingkat hunian hotel itu merupakan yang ketiga terbesar di Indonesia setelah Bali, dan hotel-hotel di Kepulauan Riau.

(Detikcom/As)




Editor :
Kategori :
Untuk saran dan pemberian informasi kepada situsnews.com, silakan kontak ke email: redaksi situsnews.com
Berita Pilihan
Rabu 10 Desember 2025
Masyarakat Bingung Tanggal Cuti Natal? Ini Penjelasan Resminya

Senin 08 Desember 2025
Beda Warna Beda Khasiat: Ini Nutrisi Anggur Hijau, Merah, dan Hitam

Kamis 04 Desember 2025
Satu Amalan Kecil yang Mengantarkan Seseorang ke Surga

Senin 01 Desember 2025
Ribuan Mengungsi, Ratusan Tewas dalam Banjir dan Longsor di Sumatera

Sabtu 29 November 2025
FPK Riau Gelar Seminar Pembauran Kebangsaan Berperspektif Budaya Melayu

Kamis 27 November 2025
Material Longsor Tutupi Jalan dan Permukiman di Jembatan Kembar

Kamis 13 November 2025
Indonesia Tegaskan Larangan Ekspor Sarang Burung Walet Kotor

Rabu 12 November 2025
Utang Pinjol Warga RI Tembus Rp 90,99 T, Gaji Habis buat Bayar Cicilan

Sabtu 08 November 2025
Korlantas Polri Siapkan Operasi Zebra dan Nataru untuk Amankan Libur Akhir Tahun

Kamis 06 November 2025
KPK Tetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid dan Dua Pejabat Lain Tersangka Korupsi Rp 7 Miliar

Copyrights © 2025 All Rights Reserved by Situsnews.com
Scroll to top