Massa 812 Tumpah Ruah di Jalanan Kuala Lumpur
Minggu 09 Desember 2018, 16:16 WIB
Puluhan ribu massa turun ke Jalan di Kuala Lumpur dalam aksi 812KUALA LUMPUR-Puluhan ribu warga Muslim Melayu Malaysia turun ke jalan-jalan di ibu kota Kuala Lumpur pada Sabtu (8/12/2018). Demonstran 812 itu melakukan unjuk rasa untuk merayakan penolakan Pemerintah Malaysia untuk meratifikasi konvensi PBB terkait diskriminasi rasial.
Setelah mendapat tekanan dari kelompok-kelompok pro-Melayu selama berminggu-minggu, pemerintahan multi-etnis Perdana Menteri Mahathir Mohamad bulan lalu memutuskan untuk tidak meratifikasi konvensi tersebut. Tidak jelas mengapa ratifikasi ditolak mengingat adanya komitmen awal untuk menandatangani.
Kelompok-kelompok mewakili etnis Melayu, yang mencakup sekitar 60 persen dari populasi multi-etnis Malaysia, menyatakan kekhawatiran jika meratifikasi konvensi PBB itu dapat mengancam hak-hak orang Melayu. Konvensi itu juga ditakutkan dapat mengancam status Islam sebagai agama resmi Malaysia.
Partai-partai oposisi Melayu banyak yang mengangkat masalah ini. Bersama dengan para aktivis, mereka mengatur unjuk rasa, karena ras adalah salah satu masalah yang sensitif bagi negara Asia Tenggara yang berpenduduk 32 juta orang itu.
Unjuk rasa itu turut dihadiri oleh mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak dan ketua partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi. Selain itu pemimpin Parti Islam Se-Malaysia (PAS) juga ikut turun ke jalan.
Para pendukung mereka mengenakan pakaian putih dan berkumpul di alun-alun Merdeka di ibu kota Kuala Lumpur. Beberapa orang meneriakkan "Allahu Akbar" dan slogan-slogan menentang konvensi PBB, sambil memegang spanduk-spanduk yang menyerukan untuk membela hak-hak dan martabat etnis Melayu.
"Kami di sini untuk membela hak kami sebagai orang Melayu," kata Faridah Harun (59 tahun), seorang ibu beranak tujuh, yang melakukan perjalanan dari Negara Bagian Perak untuk bergabung dalam unjuk rasa dengan suaminya.
"Kami telah memerintah negara ini dengan sangat baik untuk waktu yang sangat lama, tetapi sekarang ada orang-orang yang ingin mengambil alih dan melakukan hal-hal seperti menutup MARA," kata dia, mengacu pada dana perwalian untuk orang Melayu dan pribumi.
Kebijakan afirmatif yang diperkenalkan setelah kerusuhan ras yang mematikan pada akhir 1960-an, memberikan keuntungan bagi etnis Melayu, termasuk kuota lebih di universitas, diskon perumahan, rencana tabungan yang dijamin pemerintah, dan kuota kepemilikan saham.
Koalisi Mahathir diketahui telah mendapatkan dukungan luar biasa dari minoritas etnis Cina dan India yang bersama-sama mencapai 30 persen dari populasi. Namun koalisi tetap bertempur untuk memenangkan suara orang-orang Melayu yang tetap setia kepada UMNO dan PAS.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Jumat (7/12/2018) malam, Mahathir mengatakan pemerintah tidak keberatan atas unjuk rasa itu asalkan tetap damai dan tertib. "Atas nama pemerintah, jika unjuk rasa diadakan atas dasar ucapan syukur, kami berterima kasih atas dukungan yang ditunjukkan," kata dia.(kt5)
Setelah mendapat tekanan dari kelompok-kelompok pro-Melayu selama berminggu-minggu, pemerintahan multi-etnis Perdana Menteri Mahathir Mohamad bulan lalu memutuskan untuk tidak meratifikasi konvensi tersebut. Tidak jelas mengapa ratifikasi ditolak mengingat adanya komitmen awal untuk menandatangani.
Kelompok-kelompok mewakili etnis Melayu, yang mencakup sekitar 60 persen dari populasi multi-etnis Malaysia, menyatakan kekhawatiran jika meratifikasi konvensi PBB itu dapat mengancam hak-hak orang Melayu. Konvensi itu juga ditakutkan dapat mengancam status Islam sebagai agama resmi Malaysia.
Partai-partai oposisi Melayu banyak yang mengangkat masalah ini. Bersama dengan para aktivis, mereka mengatur unjuk rasa, karena ras adalah salah satu masalah yang sensitif bagi negara Asia Tenggara yang berpenduduk 32 juta orang itu.
Unjuk rasa itu turut dihadiri oleh mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak dan ketua partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi. Selain itu pemimpin Parti Islam Se-Malaysia (PAS) juga ikut turun ke jalan.
Para pendukung mereka mengenakan pakaian putih dan berkumpul di alun-alun Merdeka di ibu kota Kuala Lumpur. Beberapa orang meneriakkan "Allahu Akbar" dan slogan-slogan menentang konvensi PBB, sambil memegang spanduk-spanduk yang menyerukan untuk membela hak-hak dan martabat etnis Melayu.
"Kami di sini untuk membela hak kami sebagai orang Melayu," kata Faridah Harun (59 tahun), seorang ibu beranak tujuh, yang melakukan perjalanan dari Negara Bagian Perak untuk bergabung dalam unjuk rasa dengan suaminya.
"Kami telah memerintah negara ini dengan sangat baik untuk waktu yang sangat lama, tetapi sekarang ada orang-orang yang ingin mengambil alih dan melakukan hal-hal seperti menutup MARA," kata dia, mengacu pada dana perwalian untuk orang Melayu dan pribumi.
Kebijakan afirmatif yang diperkenalkan setelah kerusuhan ras yang mematikan pada akhir 1960-an, memberikan keuntungan bagi etnis Melayu, termasuk kuota lebih di universitas, diskon perumahan, rencana tabungan yang dijamin pemerintah, dan kuota kepemilikan saham.
Koalisi Mahathir diketahui telah mendapatkan dukungan luar biasa dari minoritas etnis Cina dan India yang bersama-sama mencapai 30 persen dari populasi. Namun koalisi tetap bertempur untuk memenangkan suara orang-orang Melayu yang tetap setia kepada UMNO dan PAS.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Jumat (7/12/2018) malam, Mahathir mengatakan pemerintah tidak keberatan atas unjuk rasa itu asalkan tetap damai dan tertib. "Atas nama pemerintah, jika unjuk rasa diadakan atas dasar ucapan syukur, kami berterima kasih atas dukungan yang ditunjukkan," kata dia.(kt5)
| Editor | : | |
| Kategori | : | Ekonomi |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada situsnews.com, silakan kontak ke email: redaksi situsnews.com
Berita Pilihan
Rabu 10 Desember 2025
Masyarakat Bingung Tanggal Cuti Natal? Ini Penjelasan Resminya
Senin 08 Desember 2025
Beda Warna Beda Khasiat: Ini Nutrisi Anggur Hijau, Merah, dan Hitam
Kamis 04 Desember 2025
Satu Amalan Kecil yang Mengantarkan Seseorang ke Surga
Senin 01 Desember 2025
Ribuan Mengungsi, Ratusan Tewas dalam Banjir dan Longsor di Sumatera
Sabtu 29 November 2025
FPK Riau Gelar Seminar Pembauran Kebangsaan Berperspektif Budaya Melayu
Kamis 27 November 2025
Material Longsor Tutupi Jalan dan Permukiman di Jembatan Kembar
Kamis 13 November 2025
Indonesia Tegaskan Larangan Ekspor Sarang Burung Walet Kotor
Rabu 12 November 2025
Utang Pinjol Warga RI Tembus Rp 90,99 T, Gaji Habis buat Bayar Cicilan
Sabtu 08 November 2025
Korlantas Polri Siapkan Operasi Zebra dan Nataru untuk Amankan Libur Akhir Tahun
Kamis 06 November 2025
KPK Tetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid dan Dua Pejabat Lain Tersangka Korupsi Rp 7 Miliar
Internasional

Sabtu 25 Oktober 2025, 10:18 WIB
Kenapa Jumlah Teman Makin Berkurang saat Dewasa? Ini Alasan Ilmiahnya
Sabtu 11 Oktober 2025
Gencatan Senjata Gaza: Penemuan 55 Jenazah dari Reruntuhan
Senin 22 September 2025
Portugal Resmi Akui Negara Palestina, Ikuti Jejak Inggris, Australia, dan Kanada
Rabu 03 September 2025
Akademisi Indonesia di Inggris Desak Reformasi Politik dan Keamanan, Imbau Aspirasi Damai
Politik

Kamis 06 November 2025, 08:29 WIB
Doli: Musda Golkar Riau Harus Jadi Awal Kebangkitan Menuju 2029
Minggu 07 September 2025
DPW PKS Riau Lantik Pengurus DPD PKS Kampar, Fahmi SE ME Resmi Nahkodai
Senin 05 Mei 2025
MK Tolak Gugatan Wakil Bupati Siak, Afni-Syamsurizal Tetap Pemenang Pilkada 2024
Kamis 17 Oktober 2024
Dukung Abdul Wahid-SF Haryanto, DPP Pemuda Sriwijaya RoadShow ke Seluruh Riau
Nasional

Rabu 10 Desember 2025, 09:52 WIB
Masyarakat Bingung Tanggal Cuti Natal? Ini Penjelasan Resminya
Rabu 10 Desember 2025
Masyarakat Bingung Tanggal Cuti Natal? Ini Penjelasan Resminya
Rabu 10 Desember 2025
BNPB: Total Korban Meninggal Bencana di Sumatera Capai 964 Orang
Sabtu 06 Desember 2025
Gempa M 5,3 Guncang Halmahera Barat, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Terpopuler
01
Kamis 06 Desember 2018, 07:17 WIB
Tabrakan Dua Pesawat Militer AS di Jepang, Tujuh Awak Hilang 02
Kamis 06 Desember 2018, 09:45 WIB
1 Anggota Brimob Tertembak Saat Pencarian Korban Penembakan KKB 03
Kamis 06 Desember 2018, 11:59 WIB
Ditolak Istri Berhubungan Badan, Ayah di Merangin Cabuli Anak Kandung 04
Kamis 06 Desember 2018, 06:35 WIB
MotoGP Ubah Kebijakan untuk Rider yang Finis Sambil Terjatuh 05
Kamis 06 Desember 2018, 07:34 WIB
Zumi Zola Hadapi Vonis
Pekanbaru

Rabu 10 Desember 2025, 06:08 WIB
Pemko Pekanbaru Salurkan Rp1,5 Miliar Bantuan untuk Korban Bencana di Aceh
Rabu 10 Desember 2025
Pemko Pekanbaru Salurkan Rp1,5 Miliar Bantuan untuk Korban Bencana di Aceh
Rabu 03 Desember 2025
Pemko Pekanbaru Perkuat Layanan Publik Lewat Rotasi Pejabat dan Pemilihan RT/RW
Selasa 02 Desember 2025
Hadapi Libur Akhir Tahun, Pemko Pekanbaru Perkuat Kolaborasi dengan TNI-Polri