Bunda PAUD Riau Henny Sasmita Tegas Tolak Kekerasan Anak: Edukasi Sejak Dini Jadi Kunci Pencegahan
PEKANBARU – Kasus kekerasan terhadap anak masih kerap terjadi di tengah masyarakat. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Bunda PAUD Provinsi Riau, Henny Sasmita Wahid, yang menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun psikis, tidak bisa ditoleransi dan harus dicegah sejak dini.
Sebagai Bunda PAUD, Henny aktif mendorong sosialisasi penolakan kekerasan terhadap anak. Edukasi ini diberikan agar anak-anak mampu mengenali perlakuan yang mereka terima, sekaligus berani bersuara jika mengalami tindakan tidak semestinya.
“Anak-anak sejak dini perlu diberikan pemahaman, bagaimana cara mengenali apa yang terjadi pada dirinya, dan mengetahui apakah hal itu termasuk kekerasan dari orang di sekitarnya atau tidak,” ujar Henny saat menghadiri kegiatan di Taman Kanak-Kanak Program Gugus Laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Rabu (17/9/2025).
Menurut Henny, upaya pencegahan tidak hanya dilakukan di jenjang PAUD, tetapi juga diperluas hingga SD, SMP, bahkan SMA. Ia menekankan bahwa kekerasan tidak sebatas luka fisik, melainkan juga menyangkut kesehatan mental. Karena itu, edukasi yang dilakukan bersifat menyeluruh, termasuk membekali anak-anak dengan pemahaman menjaga kesehatan jiwa.
“Harus dipahami, kekerasan bukan hanya soal fisik, tapi juga psikis. Karena itu kami aktif berkeliling ke seluruh Provinsi Riau untuk memberikan edukasi terkait kekerasan pada anak,” jelasnya.
Melalui Tim Penggerak PKK Provinsi Riau, Henny juga menggagas program “Jelajah Anak Riau”. Program ini berkolaborasi dengan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Riau untuk memberikan edukasi tentang kesehatan mental remaja. Kehadiran psikolog dalam program tersebut diharapkan membantu anak-anak lebih memahami diri mereka, sekaligus mendorong orang tua agar lebih peduli terhadap kondisi buah hati.
Ia menambahkan, kasus kekerasan sering kali justru dilakukan oleh orang-orang terdekat anak. Karena itu, Pokja PAUD bersama berbagai pihak terus mengintensifkan edukasi, sosialisasi, serta mendorong lahirnya kebijakan pemerintah yang berpihak pada perlindungan anak.
“Pokja PAUD berupaya mencegah kekerasan dengan edukasi, sosialisasi, serta mendorong adanya peraturan pemerintah dan fasilitas publik yang siap menangani kasus jika benar-benar terjadi,” tegas Henny.
Lebih jauh, Henny mengingatkan pentingnya keberadaan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) di Riau. UPT PPA, katanya, tidak hanya fokus pada anak, tetapi juga pada perempuan. Layanan yang diberikan mencakup pendampingan, perlindungan hukum, hingga pemulihan bagi korban kekerasan.
“UPT ini sudah lama terbentuk dan menjadi rujukan penting untuk menangani kasus kekerasan, baik terhadap anak maupun perempuan,” pungkasnya.(mcriau)
Komentar Anda :