Pemerintah Siapkan Stimulus Ekonomi "8+4" hingga Akhir 2025, Fokus pada Generasi Muda dan Sektor Horeka
JAKARTA — Pemerintah memastikan akan terus menggelontorkan stimulus ekonomi hingga akhir 2025. Program ini dinamai "8+4" oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, merujuk pada delapan program utama dan empat program tambahan yang sedang disiapkan.
"Total programnya ada 8 plus 4, 8 plus 4 ya," ujar Airlangga usai rapat koordinasi terbatas dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di kantornya, Jumat (12/9/2025).
Airlangga menjelaskan bahwa langkah ini merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto guna menjaga kelangsungan aktivitas ekonomi nasional, khususnya dalam meningkatkan produktivitas masyarakat.
Rincian Program Stimulus "8+4"
Dukungan untuk Mahasiswa dan Fresh Graduate
Pemerintah akan memfasilitasi mahasiswa magang dan lulusan baru agar bisa langsung terserap ke dunia kerja melalui program link and match. Mereka akan mulai menerima pendapatan, namun besaran insentif masih dibahas.
Perluasan Insentif Pajak (PPh 21 DTP)
Stimulus ini diperluas dari sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur ke sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka).
Bantuan Pangan Lanjutan
Program bantuan pangan berupa beras 10 kg akan dilanjutkan selama tiga bulan ke depan. Program ini telah berjalan sejak Juni-Juli 2025.
Perluasan Jaminan Sosial untuk Pekerja Lepas
Jaminan kecelakaan kerja, kehilangan pekerjaan, dan kematian akan diberikan juga kepada pekerja lepas dan gig workers, termasuk ojek online. Pemerintah akan menanggung sebagian pembiayaan jaminan.
Fasilitas BPJS Ketenagakerjaan untuk Perumahan
Stimulus ini mencakup akses pembiayaan, renovasi, dan kepemilikan rumah melalui program BPJS Ketenagakerjaan.
Program Padat Karya Tunai (Cash for Work)
Ditujukan bagi pekerja di sektor padat karya seperti perhubungan dan perumahan.
Airlangga menyebutkan bahwa anggaran untuk keenam program utama tersebut sudah tersedia, namun nilai pastinya masih dalam tahap finalisasi dan akan diputuskan dalam rapat lanjutan awal pekan depan.
Realokasi Anggaran untuk Efisiensi
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menambahkan, anggaran untuk program-program tersebut akan bersumber dari realokasi pos-pos anggaran yang tidak efektif atau tidak terserap secara optimal.
“Post anggarannya bisa digeser. Kita identifikasi mana yang tidak terserap dan mengalihkannya ke program yang siap dijalankan. Program yang berjalan lambat juga akan kami percepat,” ujar Purbaya.
Stimulus ini diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif serta memperkuat sektor-sektor strategis yang terdampak perlambatan global.(cnbcindonesia)
Komentar Anda :