Banjarmasin - Tahapan pemilu sudah bergulir. Tujuh belas partai politik siap bertarung untuk memperebutkan suara rakyat sebanyak-banyakbya untuk meraih kursi di DPR RI dan DPRD kabupaten kota di seluruh Indonesia. Jumlah partai ini bisa bertambah bila partai ummat berhasil memenangkan gugatan untuk ikut serta ke Bawaslu atau memakai jalur PTUN.
Namun, pemilu yang serentak dan berdekatan dengan Pemilihan kepala daerah, membuat pemilihan nanti semakin menyita perhatian masyarakat.
Ini terbukti bakal calon kepala daerah baik gubernur atau bupati walikota mulai bermunculan. Nama-nama ini diapungkan baik oleh relawan, masyarakat umum dan balon kandidat. Termasuk di propinsi Kalimantan Selatan yang terkenal dengan sebutan Banua.
Tercatat nama seperti M Syaripudin, wakil ketua DPRD propinsi Kalsel, Muhidin, Wagub Kalsel, Mariana, wakil ketua DPRD Kalsel dan Aditya Mufti Arifin, walikota Banjarbaru, diminta maju oleh banyak kalangan.
Selain itu nama anggota DPD RI Abdurahman Bahasyim yang akrab dipanggil habib Banua juga diperkirakan bisa meramaikan bursa gubernur.
Sedangkan untuk bupati, muncul nama seperti Syafrudin H Maming yang akrab disapa Cuncung Maming, Saipul Rahman untuk bupati tanah bumbu. Serta nama yang sering disebut warga untuk kabupaten Kotabaru adalah mantan wakil bupati H Burhanuddin yang dipanggil Bhd.
Menurut pemerhati sosial politik, Dr Juniator, banyaknya bermunculan nama-nama calon kepala daerah seperti di Kalsel ini menandakan bahwa masyarakat menginginkan transformasi mendasar bagi daerahnya. Karena itu banyak nama agar ada penyaringan dari partai politik untuk disaring. "Pola pemilihan dari pelkada ke pilkada terus berubah, dari semula yang dipenuhi transaksional menjadi gagasan yang ada dalam pikiran para kandidat", ujar Doktor jebolan university Leiden Belanda ini.
Ditambahkannya pemahaman kolektif ini menjadi sesuatu yang positif untuk arah pembangunan sebuah daerah yang pada satu titik akan membuat daerah bersaing dan ini membuat Indonesia semakin dewasa dalam berdemokrasi. "Makin dewasa bagi semua, baik pemilih dan bakal calon yang dipilih. Grafik demokrasi kita akan terus menanjak, sebab gagasan menjadi daya tarik, bukan berapa banyak uang yang akan digelontorkan bakal calon",tambahnya.
Sedangkan bagi seorang relawan seperti Marhadi, dirinya dan teman-teman terus berjuang untuk menyuarakan pilkada yang berkualitas. "Daerah memerlukan pemimpin yang visioner sehingga rekam jejak dan gagasan menjadi yang utama. Dengan adanya adu gagasan, bisa saja nama-nama bakal calon yang sudah ada diatas akan bertambah lagi seiring banyaknya tokoh politik dan tokoh masyarakat di Kalsel.
Sementara itu, para calon yang diusung pada umumnya selalu menjawab politis. Ada yang mengatakan masih terikat dengan jabatan saat ini. Seperti yang dikemukakan M Syaripuddin beberapa waktu lalu. "Belum tau, kita tunggu saja. Sebagai wakil ketua DPRD Kalsel masih banyak tugas yang harus saya kerjakan,"Ujar pria asal Tanah Bumbu ini. ( liv )
Komentar Anda :